Halaman
75
Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu:
• menjelaskan pengertian penginderaan jauh
• membedakan unsur-unsur citra penginderaan jauh
• mengidentifikasi pemanfaatan citra penginderaan jauh
PENGINDERAAN JAUH
75
3
(Sumber: Laboratorium Geografi-UPI, 2006)
76
SISTEM
PENGINDERAAN
JAUH
TENAGA
SENSOR
ATMOSFER
WAHANA
PEROLEHAN
DATA
PENGGUNA
DATA
MEDIA CITRA
PEMANFAATAN CITRA
PENGINDERAAN JAUH
PENGINDERAAN
JAUH
PETA KONSEP
77
Pada bab terdahulu, kita sudah mempelajari tentang peta sebagai salah
satu alat geografi yang berfungsi untuk mendapatkan gambaran atau informasi
tentang permukaan bumi. Dewasa ini, kemajuan teknologi telah banyak membantu
manusia dalam upaya menyelidiki keadaan Planet Bumi dengan segala isinya.
Sebelum teknologi penerbangan dan satelit berkembang, manusia sangat terbatas
untuk dapat melihat permukaan bumi dalam cakupan yang lebih luas. Akan
tetapi, setelah kedua teknologi tersebut berkembang pesat yang diikuti oleh
perkembangan teknologi foto dan scanning, manusia dapat melihat permukaan
bumi dalam jangkauan yang lebih luas. Semua teknologi yang terkait dengan
pengamatan permukaan bumi tersebut dikenal dengan teknologi penginderaan
jauh.
Pada bab ini, kamu akan mempelajari tentang penginderaan jauh sebagai
alat lainnya dalam ilmu geografi yang dapat merekam informasi tentang Bumi.
Sehingga diharapkan kamu dapat menjelaskan hakekat penginderaan jauh
dan unsur-unsurnya, serta mampu mengidentifikasi pemanfaatannya dalam
berbagai sektor kehidupan.
Sebelum mempelajari penginderaan jauh, coba kamu pahami terlebih
dulu tentang perbandingan dua gambar berikut!
Gambar 3.1
(a) Gambar Hasil Foto Udara di daerah Pangandaran Ciamis Jawa Barat
(b) Gambar Peta Pangandaran Ciamis Jawa Barat
(Sumber: Sutikno, Pelatihan Sertifikasi Guru, 2006)
Dari kedua contoh gambar tersebut merupakan rekaman permukaan bumi
di daerah Pantai Pangandaran Ciamis Jawa Barat. Permukaan bumi yang
direkam pada gambar (a), apabila dipetakan maka akan seperti pada gambar
(a)
(b)
78
(b). Bagaimana menurut Anda tentang kedua gambar tersebut dalam merekam
informasi permukaan bumi? Berikan tanggapannya!
A. HAKIKAT PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh atau disingkat
inderaja
, berasal dari bahasa Inggris
yaitu
r
emote sensing
. Pada awal perkembangannya, inderaja hanya merupakan
teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data di permukaan bumi. Akan
tetapi, seiring dengan perkembangan iptek, ternyata inderaja seringkali berfungsi
sebagai suatu ilmu.
Everett
dan
Simonett
mengemukakan bahwa hakikat
penginderaan jauh sebagai suatu ilmu, karena terdapat suatu sistematika tertentu
untuk dapat menganalisis informasi tentang permukaan bumi. Ilmu ini harus
dikoordinasi dengan beberapa pakar ilmu lain seperti ilmu geologi, tanah,
perkotaan, dan sebagainya.
Adapun ahli lainnya, yaitu
Lillesand and Kiefer
(1990), berpendapat
bahwa penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena
yang dikaji.
Maksud dari alat yang tidak kontak langsung ialah alat yang digunakan
pada saat perekaman objek tidak terdapat di permukaan bumi. Alat tersebut
berada di angkasa maupun luar angkasa. Alat tersebut dinamakan
sensor
.
Untuk membantu sensor berada di angkasa pada saat perekaman objek
dinamakan
wahana
. Wahana yang digunakan seperti satelit, pesawat udara,
balon udara, gantole, dan sebagainya. Sensor menghasilkan data yang dinamakan
citra
. Hasil perekaman objek pada citra ialah berupa foto udara dan foto
serta citra satelit. Hasil perekaman objek pada citra ialah berupa foto udara
dan foto serta citra satelit.
Gambar 3.2
Contoh hasil penginderaan jauh
dari satelit Di Salt Lake City, Utah.
(Sumber: Lillesand & Kiefer, 1990:
halaman 64 lembar VIII)
Penginderaan jauh, citra, sensor, wahana, interpretasi
Kata Kunci :
79
Citra dapat diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek
yang diamati, hasil liputan, dan atau rekaman suatu alat pemantau. Misalnya,
memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan
citra bunga tersebut.
Menurut
Hornby
, citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau
alat sensor lain. Adapun menurut
Simonett
, dan kawan-kawan, citra adalah
gambar rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang
diperoleh dengan cara optik, elektroptik, optik-mekanik, atau elektromekanik.
Di dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah, yaitu “image” dan “imagery”,
yang berarti citra dalam bahasa Indonesia. Data citra masih merupakan data
mentah. Agar dapat dimanfaatkan, maka citra harus diinterprestasikan atau
diterjemahkan atau ditafsirkan terlebih dahulu.
Gambar 3.3 Perubahan foto udara
(Sumber: Laboratorium Geografi-UPI, 2006)
Penggunaan jasa penginderaan jauh meningkat dengan pesat pada lima
dasawarsa terakhir ini. Hal tersebut didasarkan pada beberapa alasan, antara
lain sebagai berikut:
1.
Hasil penginderaan jauh dapat menggambarkan objek permukaan bumi
yang relatif menyerupai, lengkap, dan dapat meliputi daerah yang luas.
2.
Dapat diinterpretasi secara tiga dimensi dengan bantuan alat stereoskop
(lihat gambar 3.4 dan 3.5).
3 .
Objek yang tak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk hasil penginderaan
jauh, terutama dengan bantuan gelombang inframerah termal yang digunakan
pada saat perekaman.
4.
Data yang dihasilkan relatif cepat dan menjangkau daerah-daerah yang
sulit dijelajahi melalui jalur darat.
(a)
(b)
80
5.
Dapat menginterpretasi daerah bencana dan kandungan sumber daya
alam suatu daerah.
6.
Hasil penginderaan jauh dapat dibuat ulang dalam waktu singkat.
Mengapa penginderaan jauh dipelajari dalam geografi? Penginderaan
jauh merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan data permukaan bumi.
Data tentang permukaan bumi merupakan objek kajian ilmu geografi. Dengan
demikian, penginderaan jauh sangat diperlukan dalam ilmu geografi.
B. SISTEM PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa
komponen. Komponen-komponen dan interaksi antarkomponen dalam sistem
penginderaan jauh akan diuraikan sebagai berikut.
Gambar 3.4
Stereoskop cermin model N-2 Zeiss
dengan alat pengukur micrometer
(Sumber: Lillesand dan Kiefer, 1990:
halaman 124)
Gambar 3.5
Stereoskop cermin penyiaman
old Deffl
(Sumber: Lillesand dan Kiefer, 1990:
halaman 125)
Gambar 3.6
Sistem Penginderaan Jauh
(Sumber: Penginderaan Jauh, 1994)
81
1. Tenaga untuk penginderaan jauh
Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh
dengan menggunakan sensor buatan. Untuk itu, diperlukan tenaga penghubung
yang membawa data tentang objek ke sensor
. Data tersebut dikumpulkan
dan direkam dengan 3 (tiga) cara, dengan variasi sebagai berikut:
a.
Distribusi daya (force)
Contoh, gravitometer mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya
tarik bumi.
b. Distribusi gelombang bunyi
Contoh, sonar digunakan untuk mengumpulkan data gelombang suara
dalam air.
c.
Distribusi gelombang elektromagnetik
Contoh, kamera untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pantulan
sinar.
Gambaran objek permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara tenaga
dan objek yang direkam. Tenaga yang dimaksud adalah radiasi matahari,
tetapi jika perekaman tersebut dilakukan pada malam hari dibuat tenaga buatan
yang dikenal sebagai tenaga pulsa.
Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga buatan disebut
sistem aktif
.
Hal ini didasarkan karena pada saat perekaman pada malam hari diperlukan
bantuan tenaga. Proses perekaman objek tersebut melalui pancaran tenaga
buatan yang disebut
tenaga pulsa berkecepatan tinggi
, karena pada saat
pesawat bergerak tenaga pulsa yang dipantulkan oleh objek direkam. Oleh
karena tenaga pulsa memantul, pantulan yang tegak lurus memantulkan tenaga
yang banyak, sehingga rona yang terbentuk akan berwarna gelap. Sementara
tenaga pantulan pulsa radar relatif kecil, sehingga rona yang terbentuk akan
cerah. Sensor yang tegak lurus dengan objek (membentuk objek gelap) disebut
near range,
sedangkan yang membentuk sudut jauh dari pusat perekaman
disebut
far range
.
Sumber tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh yaitu matahari,
sebagai sumber utama tenaga elektromagnetik alami yang digunakan pada
teknik pengambilan data objek. Penginderaan jauh dengan memanfaatkan
tenaga alamiah disebut
penginderaan jauh sistem pasif
. Radiasi matahari
yang terpancar ke segala arah, terurai menjadi berbagai panjang gelombang
(
λ
): mulai dari panjang gelombang dengan unit terkecil (pikometer) sampai
dengan unit terbesar (kilometer).
82
Tabel 3.1
Ukuran panjang gelombang (
λλ
λλ
λ
) yang dipancarkan
Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi, kemudian dipantulkan
ke sensor. Ia juga dapat berupa tenaga dari objek yang dipancarkan ke sensor.
Jumlah tenaga matahari yang mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu
(jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada
siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah uang diterima pada
pagi atau sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah
sesuai dengan perubahan musim.
Gambar 3.7
Panjang gelombang “Special
Band” spektrum elektromagnetik
dan saluran yang digunakan dalam
penginderaan jauh
(Sumber: Sabins Jr., 1978)
Unit
Simbol
Ekivalen (meter)
Keterangan
Kilometer
km
1.000
Ukuran
Meter
m
1
Ukuran
Ukuran
cm
0.01
Ukuran
Milimeter
mm
0.001
Ukuran
Mikrometer
um
0.0000001
= mi
kron (
μ
)
Nanometer
nm
0.000000001
U
kuran umum sinar x
Angstrom
A
0.0000000001
Pikometer
pm
0.00000000001
83
2. Atmosfer
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga hanya
sebagian kecil saja tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan
bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik
yang mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut
“
jendela atmosfer
”. Jendela atmosfer yang paling awal dikenal orang dan
paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh hingga sekarang ialah spektrum
tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4
μ
m hingga 0,7
μ
m.
T
enaga elektromagnetik dalam
jendela atmosfer
tidak dapat mencapai
permukaan bumi secara utuh, karena sebagian mengalami hambatan oleh atmosfer.
Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti
debu, uap air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan,
pantulan dan hamburan.
Gambar 3.8
Komponen tenaga gelombang mikro alamiah
(Sumber: Sutanto, 1994, halaman 191)
3. Sensor
Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan
merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu.
Tiap sensor memiliki
kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik.
Kemampuan sensor untuk merekam gambar terkecil disebut
resolusi
spasial
. Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh sensor, semakin baik
kualitas sensor itu, dan semakin baik resolusi spasial citra.
Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan ke dalam
sensor
fotografik
dan
sensor elektronik
.
Radiasi dari angkasa luar/
antariksa (6)
Radiasi
matahari
(5)
Pancaran gas
atmosfer (2)
Pancaran
awan (3)
Aw a n
Pancaran awan (3)
Pancaran dan hamburan bumi (1)
Pancaran atmosfer (7)
Pancaran bumi (4)
84
1) Sensor fotografik
Proses perekamannya berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik
diterima dan direkam pada emulsi film yang bila diproses akan menghasilkan
foto. Apabila pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau wahana lainnya,
fotonya disebut
foto udara
. Tapi bila pemotretan dilakukan dari antariksa
atau menggunakan satelit, fotonya disebut
citra satelit
atau
foto satelit.
2) Sensor elektronik
Sensor ini menggunakan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik.
Alat penerima dan perekamannya berupa pita magnetik atau detektor lainnya.
Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik ini kemudian diproses menjadi
data visual maupun data digital yang siap dikomputerkan. Pemrosesan agar
menjadi citra dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a)
dengan memotret data yang direkam menggunakan pita magnetik yang
diwujudkan secara visual pada layar monitor;
b)
dengan memotret data menggunakan film perekam khusus. Hasilnya berupa
foto dengan film sebagai alat perekamnya, tapi film di sini hanya berfungsi
sebagai alat perekam saja, sehingga hasilnya disebut
citra penginderaan
jauh.
Tabel 3.2 Spektrum dan Sistem Sensor
Spektrum dan Sistem Sensor
Panjang
Gelombang
(ìm)
Kemampuan
Menghadapi
Kendala Cuaca
Saat
Penginderaan
Ultraviolet
= optical mechanical scanner
= image ortichon
= kamera dengan film inframerah
0,01 - 0,4
–
Siang
Tampak
= kamera konvensional
= multispectral scanner
= vidicon
0,4 - 0,7
Kabut tipis
Siang, kecuali
digunakan
penyinaran
aktif
Inframerah pantulan
= kamera konvensional dengan
film inframerah
= solid state detector
= radiometer
0,7 – 1,5
Campuran
asap dan kabut
Siang
85
Tabel 3.3
Wahana, sensor, dan detektor
4. Wahana
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan
wahana
. Berdasarkan
ketinggian peredaran atau tempat pemantauannya, wahana di angkasa dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1
)
Pesawat terbang rendah sampai medium (
Low to medium altitude aircraft
),
dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan
bumi. Citra yang dihasilkan ialah
citra foto (foto udara)
.
2)
Pesawat terbang tinggi (
high altitude aircraft
), dengan ketinggian sekitar
18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan yaitu
foto
udara
dan
multispectral scanners data
.
3)
Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan
bumi. Citra yang dihasilkan ialah
citra satelit
.
Inframerah thermal
= solid state detector dalam
scanner dan detector
= quantum detector
3,5 – 30,0
Kabut tipis,
asap
Siang – Malam
Gelombang mikro
= scanner dan radiometer
= antenna dan sircuit
10
3
– 10
6
Kabut tipis, asap
Kabut/awan
Siang – Malam
Radar
= scanner dan radiometer
= antenna dan sircuit
8,3 – 10
3
1,3 – 10
6
Kabut tipis, asap
Awan hujan
Siang – Malam
No
Wahana
Sensor
Detektor
1
Fotografik
Balon udara,
K
amera
Film
pesawat udara
2
Thermal
Pesawat udara
Scanner
Pita magnetik
3
Gelombang mikro
Pesawat udara, satelit
Scanner
Pita magnetik
dan radar
4
Satelit
Satelit
Scanner
P
ita magnetik
Sistem
Penginderaan Jauh
86
5. Perolehan data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan interpretasi
secara visual. Selain itu, dapat pula dengan cara numerik atau digital yaitu
dengan menggunakan komputer
. Foto udara pada umumnya diinterpretasi
secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik
dapat diinterpretasi secara manual maupun secara numerik.
Interpretasi citra
Di dalam penginderaan jauh, interpretasi citra merupakan langkah yang
harus dilakukan agar kita mendapatkan informasi dari citra untuk dimanfaatkan.
Menurut
Este
dan
Simonett
(1975), interpretasi citra merupakan perbuatan
mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek
dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Jadi, di dalam interpretasi citra,
penafsir mengkaji citra dan berupaya mengenali objek melalui tahapan kegiatan:
deteksi, identifikasi, dan analisis.
1) Deteksi
Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global, baik yang tampak
maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya suatu
objek. Misalnya, objek berupa savana.
2) Identifikasi
Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali objek yang tergambar pada
citra. Objek ini dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor
dengan menggunakan alat stereoskop. Ada tiga ciri utama yang dapat dikenali,
yaitu ciri spektral, ciri spasial, dan ciri temporal.
a)
Ciri spektral
, merupakan ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga
elektromagnetik dengan objek. Ciri spektral dinyatakan dengan rona
dan warna. Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada
citra. Adapun faktor yang mempengaruhi rona antara lain:
(1) Karakteristik objek (permukaan kasar atau halus).
(2) Bahan yang digunakan (jenis film yang digunakan).
(3) Pemrosesan emulsi (diproses dengan hasil redup, setengah redup,
dan gelap).
(4) Keadaan cuaca (cerah atau mendung).
(5) Letak objek (pada lintang rendah atau tinggi).
(6) Waktu pemotretan (penyinaran pada bulan Juni atau Desember).
b)
Ciri spasial,
merupakan ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi:
87
(1)
Tekstur
adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan
dalam bentuk kasar, sedang dan halus. Misalnya: hutan bertekstur
kasar, belukar bertekstur sedang, dan semak bertekstur halus.
(2)
Bentuk
adalah gambar yang mudah dikenali. Contoh: gedung sekolah
pada umumnya berbentuk huruf I, L dan U atau persegi panjang;
gunung api misalnya berbentuk kerucut.
(3)
Ukuran
adalah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan
volume. Ukuran objek pada citra berupa skala. Contoh, lapangan
olah raga sepak bola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran
yang tetap.
(4)
Pola
atau
susunan keruangan
merupakan ciri yang menandai banyak
objek bentukan manusia dan beberapa objek alamiah. Contoh, pola
aliran sungai menandai struktur biologis. Pola aliran trellis menandai
struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang
teratur, yaitu ukuran rumah yang jaraknya seragam, dan selalu
menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, dan kebun kopi
mudah dibedakan dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya
yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
(5)
Situs
adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
Contoh: permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting
pantai, tanggul alam, atau sepanjang tepi jalan; persawahan, banyak
terdapat di daerah dataran rendah; dan sebagainya.
(6)
Bayangan
bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada
di daerah gelap. Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan
yang penting dari beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan
menjadi lebih jelas. Contoh: lereng terjal tampak lebih jelas dengan
adanya bayangan; cerobong asap dan menara tampak lebih jelas
dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya
memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas.
(7)
Asosiasi
adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek
lainnya. Contoh, stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta
api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
c)
Ciri temporal
Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan benda pada saat perekaman.
Misalnya; rekaman sungai pada saat musim hujan tampak cerah, sedangkan
pada saat musim kemarau tampak gelap.
Pada dasarnya interpretasi citra terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu
perekaman data citra dan penggunaan datanya untuk tujuan tertentu. Perekaman
data citra berupa pengenalan objek dan unsur yang tergambar pada citra
88
serta penyajiannya ke dalam bentuk tabel, grafik, dan peta tematik. Urutan
kegiatan melalui tahapan sebagai berikut:
(1) menguraikan atau memisahkan objek yang memiliki rona berbeda;
(2) ditarik garis batas/deliniasi bagi objek yang memiliki rona sama;
(3) setiap objek dikenali berdasarkan karakteristik spasial dan unsur temporalnya;
(4) objek yang sudah dikenali, diklasifikasi sesuai dengan tujuan interpretasinya;
(5) digambarkan ke dalam peta kerja atau peta sementara;
(6) untuk menjaga ketelitian dan kebenarannya, dilakukan pengecekan medan
(lapangan);
(7) interpretasi akhir berupa pengkajian atas pola atau susunan keruangan
(objek);
(8) dipergunakan sesuai tujuannya.
Untuk penelitian murni, kajiannya diarahkan pada penyusunan teori, dan
analisisnya digunakan untuk penginderaan jauh; sedangkan untuk penelitian
terapan, data yang diperoleh dari citra digunakan untuk analisis dalam bidang
tertentu.
Pengenalan objek dalam menginterpretasi citra merupakan bagian yang
sangat penting. Tanpa pengenalan identitas dan jenis objek, maka objek yang
tergambar pada citra tidak mungkin dianalisis. Prinsip pengenalan objek pada
citra didasarkan pada penyelidikan karakteristiknya pada citra.
Selain delapan unsur di atas (rona, tekstur, bentuk, ukuran, pola, situs,
bayangan, dan asosiasi) dalam menginterpretasi citra, juga tidak kalah pentingnya
mengenal bentuk fisik foto udara dan menentukan skalanya.
Bentuk fisik foto udara adalah persegi dengan ukuran standar 23 cm × 23 cm.
Setiap lembaran foto udara memiliki informasi tepi, yaitu sebagai berikut.
1)
Tanda fiducial
, yaitu titik tengah pada setiap tepi foto udara.
2)
Titik prinsipal
, yaitu representasi dari posisi kamera yang tegak lurus
terhadap objek permukaan bumi. Titik prinsipal merupakan titik tengah
yang diperoleh dari pertemuan garis lurus yang ditarik dari setiap titik
fiducial.
3)
Waterpass,
untuk mengetahui tegak atau miringnyaobjek yang direkam.
Jika dalam informasi waterpass terliht lebih kecil dari angka 3, foto udara
dianggap tegak.
4)
Jam terbang,
yaitu informasi tentang waktu pemotretan dilakukan. Jam
terbang dapat menunjukkan arah mata angin dari foto udara.
5)
Fokus kamera,
yaitu untuk mengetahui panjang fokus kamera yang
digunakan dalam menghitung skala foto udara. Fokus kamera dinyatakan
dalam satuan milimeter.
89
6)
Altimeter,
yaitu informasi untuk mengetahui ketinggian pesawat pada
objek yang dipotret. Satuan yang digunakan yaitu meter dan kilometer.
7)
Informasi lembaga,
yaitu nama lembaga yang melakukan pemotretan.
8)
Nomor foto udara,
yaitu untuk menyatakan lembar atau jalur terbang
daerah pemotretan.
Agar lebih jelas tentang bagian-bagian dari bentuk fisik foto udara, kamu
dapat mengetahuinya dari gambar 3.9 berikut.
Gambar 3.9
Bagian-bagian fisik dari foto udara di daerah Lembang Bandung
(Sumber: Bakosurtanal, 1990)
Untuk mengetahui skala foto udara yang akan digunakan, maka perlu
diamati mengenai penggunaan kamera.
Gambar 3.10 Skala foto udara tegak di daerah datar
(Sumber: Lillesand and Kiefer, 1990, halaman 99)
titik fidusial
titik prinsipal
informasi lembaga
altimeter
jam terbang
waterpass
fokus kamera
nomor lembar
90
Gambar tersebut menunjukkan bahwa panjang fokus berbanding dengan
jarak kamera terhadap objek, panjang film berbanding dengan jarak datar
di foto. Karena itu, skala dperoleh dari perbandingan antara jarak di foto
dan jarak datar di lapangan. Penentuan skala pada foto udara, dapat
diformulasikan melalui rumus:
Keterangan:
S
= skala foto udara
f
= fokus kamera
H
= tinggi pesawat
h
= tinggi objek
Contoh:
Perekaman objek dengan menggunakan kamera yang memiliki panjang fokus
14,7 mm (f). Tinggi terbang pesawat 7000 meter di atas permukaan laut
(H) dan ketinggian objek 1200 meter di atas permukaan laut (h). Berapakah
skala foto udara tersebut?
Jawab:
f
S = –––––
H – h
14,7
S = –––––––––––––––
7000000 – 12000
1
S = ––––––
475374
S = 1 : 475374
Perhitungan skala di atas, dilakukan dengan membandingkan panjang
fokus dengan tinggi terbang dari objek. Tetapi bila pada foto udara tidak
dicantumkan ketinggian terbang, maka perhitungan skala dapat ditentukan
dengan membandingkan jarak di foto udara dengan jarak datar di lapangan,
menggunakan rumus sebagai berikut.
f
S = –––––
H – h
91
Keterangan:
S
= skala foto udara
jf
= jarak di foto
jl
= jarak datar di lapangan
6. Pengguna data
Pengguna data (orang, badan, atau pemerintah) merupakan komponen
paling penting dalam penginderaan jauh. Karena, para penggunalah yang dapat
menentukan diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh tersebut. Data
yang dihasilkan mencakup wilayah dan sumber daya alam suatu negara, sehingga
merupakan data yang sangat penting untuk orang banyak. Oleh karena itu,
data ini perlu dijaga penggunaannya.
C. MENGENAL MEDIA CITRA
Citra dapat dibedakan atas citra foto (
photographyc image
) atau foto
udara dan citra non foto (
non-photograpyc image
).
1. Citra foto
Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan sensor
kamera. Citra foto dapat dibedakan atas beberapa jenis, antara lain sebagai
berikut.
1
) Berdasarkan
spektrum elektromagnetik
yang digunakan
a)
Foto ultraviolet
adalah foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer.
Cirinya, tidak banyak informasi yang dapat disadap. Kelebihannya,
untuk beberapa objek dari foto ini mudah pengenalannya karena
memiliki kekontrasan yang besar. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi
tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat,
jaringan jalan aspal, dan batuan kapur.
b)
Foto ortokromatik
adalah foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum tampak, dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 –
0,56 mikrometer). Cirinya, banyak objek yang tampak jelas. Foto
ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap objek
di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.
jf
S = –––
jl
92
Foto ini juga sangat baik untuk survey vegetasi karena daun hijau
tergambar dengan kontras.
c)
Foto pankromatik
adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum
tampak, mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir
sama dengan kepekaan mata manusia. Cirinya, pada warna objek
sama dengan kesamaan mata manusia. Foto ini sangat baik untuk
mendeteksi pencemaran air, kerusakan akibat banjir, serta penyebaran
air tanah dan air permukaan.
d)
Foto inframerah asli
(
true infrared photo
) adalah foto yang dibuat
dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang
gelombang 0,9 – 1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus. Cirinya,
dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona pada foto inframerah
tidak ditentukan oleh warna daun tetapi oleh sifat jaringannya. Foto
ini baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman,
yang sehat atau yang sakit.
e)
Foto inframerah modifikasi
adalah foto yang dibuat dengan inframerah
dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian
saluran hijau. Dalam foto ini, objek tidak segelap apabila kita
menggunakan film infra merah sebenarnya, sehingga dapat dibedakan
dengan air.
2)
Berdasarkan sumbu kamera atau arah sumbu kamera ke permukaan bumi.
a)
Foto vertikal
atau
foto tegak
(
orto photograph
) adalah foto yang
dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
b)
Foto condong
atau
foto miring
(
oblique photograph
) adalah foto
yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak
lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat
atau lebih besar.Tapi bila sudut condongnya masih berkisar antara
1 – 4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto
vertikal. Foto condong masih dibedakan lagi menjadi:
(1)
Foto agak condong
(
low oblique photograph
), yaitu apabila
cakrawala tidak tergambar pada foto.
(2)
Foto sangat condong
(
high oblique photograph
), yaitu apabila
pada foto tampak cakrawalanya.
3)
Berdasarkan sudut liputan kamera.
Paine
(1981) membedakan citra foto berdasarkan sudut liputan (
angular
coverage
) atas 4 jenis.
93
Tabel 3.4
Jenis foto berdasarkan sudut liputan kamera
4)
Berdasarkan jenis kamera yang digunakan:
a)
Foto tunggal adalah foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap
daerah liputan foto hanya tergambar oleh satu lembar foto.
b)
Foto jamak adalah beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama
dan menggambarkan daerah liputan yang sama. Pembuatannya ada
3 (tiga) cara, yaitu:
(1) multi kamera atau beberapa kamera yang masing-masing diarahkan
ke satu sasaran;
(2) kamera multi lensa atau satu kamera dengan beberapa lensa;
(3) kamera tunggal berlensa tunggal dengan pengurai warna;
Foto jamak dibedakan lebih jauh lagi, ke dalam 2 (dua) macam:
(1)
Foto multispektral
adalah beberapa foto untuk daerah yang
sama dengan beberapa kamera, atau satu kamera dengan
beberapa lensa masing-masing, lensa menggunakan
band
(saluran)
yang berbeda yaitu biru, hijau, merah serta inframerah pantulan.
(2)
Foto dengan kamera ganda
adalah pemotretan di suatu daerah
dengan menggunakan beberapa kamera dengan jenis film yang
berbeda. Misalnya: pankromatik dan inframerah.
Panjang
Fokus
Sudut
Liputan
Jenis Foto
Sudut kecil
(Narrow Angle)
304,8
<60
0
Sudut kecil
Sudut normal
(Normal Angle)
209,5
60 - 70
0
Sudut normal/sudut standar
Sudut Lebar
(Wide Angle)
152,4
75 - 100
0
Sudut lebar
Sudut sangat Lebar
(Super Wide Angle)
88,8
> 100
0
Sudut sangat lebar
Jenis Kamera
94
Gambar 3.11
Blok bujursangkar dan liputan foto udara:
a) Foto vertikal, b) Foto agak condong, c) Foto sangat condong.
(Sumber: Smith, 1943)
5) Berdasarkan warna yang digunakan
a)
Foto berwarna semu
(
false color
) atau foto inframerah berwarna.
Pada foto berwarna semu, warna objek tidak sama dengan warna
foto. Misalnya, vegetasi yang berwarna hijau dan banyak memantulkan
spektrum inframerah, tampak merah pada foto.
b)
Foto warna asli
(
true color
) adalah foto pankromatik berwarna.
Pada foto berwarna asli, warna objek sama dengan warna foto.
6) Berdasarkan sistem wahana
a)
Foto udara
adalah foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.
b)
Foto sateli
t atau foto orbital adalah foto yang dibuat dari satelit.
2. Citra non foto
Citra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera.
Citra non foto dibedakan atas berbagai macam dasar pembedanya, antara
lain sebagai berikut.
a
.
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan
1)
Citra inframerah thermal adalah citra yang dibuat dengan spektrum
inframerah thermal. Penginderaan pada spektrum ini, perbedaan
95
suhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin dalam bentuk
beda rona atau beda warnanya.
2)
Citra radar dan citra gelombang mikro adalah citra yang dibuat
dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil
penginderaan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan,
sedangkan citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif
yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.
b.
Berdasarkan sensor yang digunakan
1)
Citra tunggal adalah citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang
salurannya lebar.
2)
Citra multispektral adalah citra yang dibuat dengan sensor jamak,
tetapi salurannya sempit. Citra ini terdiri atas:
a)
Citra RBV (
Return Beam Vidicon
), sensornya berupa kamera
yang hasilnya tidak dalam bentuk foto karena detektornya bukan
film dan prosesnya non fotografik.
b)
Citra MSS (
Multi Spektral Scanner
), sensornya dapat meng-
gunakan spektrum tampak maupun spektrum inframerah thermal.
Citra ini dapat dibuat dari pesawat udara.
c.
Berdasarkan wahana yang digunakan
1)
Citra dirgantara (
Airbone image
) adalah citra yang dibuat dengan
wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: Citra Inframerah
Thermal, Citra Radar dan Citra MSS. Citra dirgantara ini jarang
digunakan.
2)
Citra satelit (
Satellite/Spaceborne Image
) adalah citra yang dibuat
dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi atas
penggunaannya, yaitu:
a)
Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra Satelit
Viking (AS), Citra Satelit Venera (Rusia).
b)
Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS),
Citra Meteor (Rusia).
c)
Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh:
Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT
(Perancis).
d)
Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS),
Citra MOS (Jepang).
96
D. PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH
Pada saat ini, pemanfaatan jasa penginderaan jauh cenderung meningkat.
Kebutuhan manusia terhadap pentingnya data dan informasi yang akurat tentang
permukaan bumi, telah menjadi pemicu bagi perkembangan dan kemajuan
teknologi penginderaan jauh tersebut.
Pemanfaatan jasa penginderaan jauh dalam berbagai sektor kehidupan
dewasa ini, antara lain sebagai berikut.
1. Bidang meteorologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan untuk hal-hal berikut:
a
.
mengamati iklim suatu daerah, yaitu melalui pengamatan tingkat perawanan
dan kandungan air dalam udara.
b.
membantu analisis cuaca dan peramalannya, yaitu dengan menentukan
daerah tekanan tinggi dan daerah tekanan rendah.
c.
mengamati sistem pola angin permukaan.
d.
memetakan data meteorologi dan klimatologi.
2. Bidang hidrologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain untuk:
a
.
pemantauan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
b.
pemetaan luas daerah dan intensitas banjir.
c.
mengamati kecepatan aliran sungai.
d.
mengamati arah aliran sungai.
3. Bidang oceanografi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan untuk hal-hal sebagai
berikut:
a
.
pengamatan pasang surut dan gelombang air laut;
b.
studi perubahan pantai, abrasi, dan sedimentasi;
c.
pemetaan potensi sumber daya laut.
4. Bidang geologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain untuk:
a
.
penentuan struktur batuan suatu wilayah;
b.
pemantauan wilayah bencana;
c.
pemetaan daerah gunung api.
97
5. Bidang geomorfologi
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain untuk:
a
.
mengamati bentuk, panjang, dan arah lereng;
b.
mengamati kekasaran lereng;
c.
mengamati gerak massa batuan;
d.
mengamati beda ketinggian;
e.
mengamati bentuk lembah.
6. Bidang pertanian
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain untuk:
a
.
mengetahui jenis tanah;
b.
mengetahui sifat fisik tanah;
c.
mengetahui tanaman yang terserang hama;
d.
mengetahui kandungan air dalam tanaman.
7. Bidang perencanaan
Pada bidang ini penginderaan jauh dimanfaatkan antara lain untuk:
a
.
menentukan arah pengembangan suatu wilayah;
b.
menentukan lokasi pembangunan;
c.
menentukan model pengembangan suatu wilayah.
Penginderaan jauh dapat diartikan sebagai ilmu atau tehnik untuk
mendapatkan informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara
menganalisis data-data yang diperoleh dari suatu alat, tanpa kontak langsung
dengan objek, wilayah, atau gejala tersebut.
Produk penginderaan jauh ialah citra. Citra merupakan gambaran yang
tampak dari suatu objek yang diamati sebagai hasil liputan atau rekaman
suatu alat pemantau atau sensor.
Citra dapat berupa foto udara (citra foto) dan citra nonfoto. Citra foto
dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan hal-hal berikut:
1) Spektrum elektromagnetik: foto ultraviolet, foto ortokromatik, foto
pankromatik, foto inframerah asli, dan foto inframerah modifikasi;
R
ingkasan
98
2)
Sumbu kamera: foto vertikal, foto agak condong, dan foto sangat condong;
3)
Jumlah dan jenis kamera: foto tunggal dan foto jamak;
4) Warna: foto warna semu dan foto warna asli; dan
5)
Sistem wahana: foto udara dan foto satelit.
Adapun citra non foto dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan hal-
hal berikut:
1)
Spektrum elektromagnetik: citra inframerah termal, citra radar, dan citra
gelombang mikro;
2)
Sensor: citra tunggal dan citra multispektral;
3) Wahana: citra dirgantara dan citra satelit.
Jenis satelit berdasarkan spektrum elektromagnetik dan sensornya, yaitu
satelit sumber daya, satelit cuaca, dan satelit militer.
Unsur-unsur interpretasi foto udara yaitu: rona, ukuran, bentuk, pola,
tekstur, tinggi, bayangan, situs, dan asosiasi dari objek yang sedang diamati.
Sensor
: alat yang digunakan untuk merekam objek dalam
penginderaan jauh.
Wahana
: kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor
atau alat perekam, seperti pesawat udara, satelit,
dan balon udara.
Stereoskop
: alat untuk membantu menginterpretsi hasil foto udara
dalam bentuk tiga dimensi.
Citra
: gambaran yang tampak dari suatu objek, sebagai
hasil dari perekaman oleh sensor.
Titik prinsipal
: titik tembus sumbu kamera pada foto udara dengan
arah sumbu kamera tegak lurus terhadap daerah yang
dipotret.
Citra foto
: citra yang dihasilkan oleh alat sensor kamera.
Citra nonfoto
: citra yang dibuat dengan menggunakan sensor bukan
kamera dan menggunakan bagian spektrum elektro-
magnetik sinar X sampai gelombang radio.
Data angka (digital)
: data hasil rekaman alat sensor yang tersimpan dalam
bentuk angka.
G
losarium
99
Rona
: tingkat kecerahan atau kehitaman objek yang terdapat
pada citra.
Interpretasi citra
: proses pengambilan informasi baik kualitatif maupun
kuantitatif dari citra dengan memperhatikan pengetahuan
maupun pengalaman untuk mengenal sifat unsur-unsur
yang terkandung melalui pengenalan rona, ukuran,
bentuk, pola, tekstur, tinggi, bayangan, situs, dan
asosiasi dari objek.
Kunjungilah kantor BAKOSURTANAL atau pergilah ke Perguruan Tinggi
setempat dan masuklah ke jurusan Geografi, Geodesi, Perencanaan Wilayah,
atau jurusan lain yang terkait. Mintalah beberapa foto udara atau citra satelit
yang berisi informasi tentang daerahmu! Dengan bimbingan guru, cobalah
kamu untuk menginterpretasikan foto udara tersebut, tentunya berdasarkan
langkah-langkah interpretasi yang sudah kamu pelajari. Gunakanlah kaca
pembesar atau alat stereoskop untuk membantu mengenali objek-objeknya!
Buatlah kelompok belajar dalam kelas kamu! Kemudian pergilah ke suatu
tempat yang ada dan sudah kamu interpretasi dalam foto udara tersebut.
Sesuaikan objek-objek hasil interpretasimu dengan kenyataan di lapangan.
Apakah masih sesuai atau sudah ada perubahan-perubahan? Catatlah semua
objek-objek yang masih sesuai dan mengalami perubahan tersebut!
I.
Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang tepat!
1
.
Penginderaan jauh menurut Lilesand dan Kiefer adalah ....
a. ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek melalui analisis
data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan
objek
b. ilmu yang mempelajari objek dengan menggunakan alat
U
JI KOMPETENSI
K
egiatan kelompok
T
ugas mandiri
100
c. aktivitas untuk mendapatkan, mengidentifikasi dan menganalisis objek
dengan menggunakan sensor pada posisi pengamatan arah kajian
d. teknik untuk memperoleh dan menganalisis tentang bumi
e. perolehan informasi tentang bumi dengan menggunakan sensor tanpa
menyentuh objeknya
2.
Perbedaan data visual dan data digital yaitu ....
a. data visual berupa citra, sedangkan data digital berupa pita magnetik
b. data visual berupa foto, sedangkan data digital berupa angka
c. data visual berupa proses rekaman, sedangkan data digital berupa non
citra
d. data visual berupa spektrum elektronik, sedangkan digital berupa proses
rekaman
e. data visual berupa citra foto, sedangkan data digital berupa citra nonfoto
3.
Untuk mendapatkan data geografi dari hasil penginderaan jauh, ada 3
langkah yaitu ....
a. pengejaan ciri-ciri, pengelompokan data, dan penganalisisan
b. pengelompokan data, pengenalan, dan pengejaan data
c. pengenalan awal, pengejaan ciri-ciri, dan pengelompokan data
d. pengenalan awal, penyajian, dan pengolahan data
e. pengelompokan data, membedakan ciri-ciri, dan menentukan hasil
4.
Data terestris tentang jumlah dan kepadatan penduduk suatu wilayah
diperoleh dengan cara ....
a. menggunakan planimeter
b. menggunakan peta
c. interpretasi peta
d. mengadakan pencatatan di lapangan
e. melihat citra non foto
5.
Salah satu ciri sensor fotografik ialah ....
a. hasil akhirnya diproses menjadi data digital
b. hasil akhirnya diproses berupa data visual
c. alat penerimanya berupa pita magnetik
d. menggunakan tenaga elektronik
e. hasil akhirnya berupa foto udara
6.
Kamera, scanner, dan radiometer termasuk ke dalam ....
a. pesawat
d. citra
b. sensor
e. situs
c. satelit
101
7 . Hasil gambaran berupa foto yang dihasilkan dengan cara optik dan elektornik
disebut ....
a. citra
d. situs
b. sensor
e. wahana
c. pola
8. Berikut merupakan keuntungan yang dapat diperoleh apabila menggunakan
sensor elektronik,
kecuali
....
a. caranya sederhana
d. resolusi satialnya baik
b. biaya murah
e. integritas geometrinya baik
c. keakuratan tinggi
9. Citra foto yang dibuat dengan menggunakan semua spektrum sinar tampak
di namakan ....
a. foto ultraviolet
d. foto inframerah
b. foto pankromatik
e. foto miring
c. fotograf
10. Berdasarkan sumbu kameranya, citra foto dibedakan atas ....
a. ortho photograph
d. oblique photograph
b. pankromatik photograph
e. linear photograph
c. linear grafik
11. Peran penginderaan jauh dalam geografi ialah ....
a. Geografi termasuk kelompok ilmu-ilmu kebumian
b. Geografi membicarakan cara interaksi manusia dengan lingkungannya
c. Data dari objek muka bumi sangat dibutuhkan oleh geografi
d. Penginderaan jauh merupakan teknologi canggih dalam khazanah ilmu
pengetahuan
e. Geografi merupakan ilmu yang selalu menggunakan teknik penginderaan
jauh
12. Terjadinya suatu peristiwa di suatu negara yang dampaknya dapat dirasakan
oleh seluruh negara di dunia. Dalam geografi kecenderungan seperti itu
dinamakan ....
a. transparansi
d. areal differentation
b. globalisasi
e. ar
eal likeness
c. lokalisasi
13. Manfaat yang dapat diambil dari jasa penginderaan jauh di bidang
kependudukan adalah ....
a. memetakan jens mata pencaharian utama
b. memetakan bentuk rumah penduduk
102
c. memetakan kebutuhan jasa informasi
d. mendeskripsikan kebutuhan pangan
e. memetakan angka partisipasi pendidikan penduduk
14. Berikut ini merupakan manfaat nyata yang dapat diambil geografi dari
bantuan penginderaan jauh dalam menentukan objek,
kecuali
....
a. lahan potensial
d. jenis tanah
b. lahan kritis
e. kandungan mineral
c. sebaran sumber daya alam
15. Resolusi spasial adalah ....
a. spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan
bumi
b. kemampuan sensor untuk nmenampilkan gambar objek terkecil di
permukaan bumi
c. alat penerima data satelit di permukaan bumi
d. citra yang dihasilkan dengan menggunakan sensor elektronik
e. citra yang dihasilkan oleh sensor fotografik
16. Citra foto yang dibuat dengan menggunakan semua spektrum sinar dari
warna merah sampai ungu disebut ....
a. foto oblique
d. foto ortokromatik
b. foto inframerah
e. foto multi spektral
c. foto pankromatik
17. Pada sebuah peta dengan skala 1: 30.000, diketahui jarak kota G-H
= 20 cm, sedangkan pada foto udara jarak kota G-H = 60 cm. Jadi
skala foto udara tersebut adalah ....
a. 1 : 10.000
d. 1 : 40.000
b. 1 : 20.000
e. 1 : 50.000
c. 1 : 30.000
18. Citra satelit inframerah, MSS (Multispectral Scanner) merupakan contoh
dari ....
a. wahana
d. foto udara
b. citra nonfoto
e. citra
sensor elektronik
c. citra foto
19. Yang termasuk warna aditif (warna yang tidak dapat dibentuk dengan
jalan menambahkan warna lain) yaitu ....
a. biru, merah, dan hijau
b. kuning, hitam, dan biru
c. kuning, hijau, dan ungu
103
d. Krem, jingga, merah, dan ungu
e. Kuning, merah, dan hijau
20. Inderaja sangat membantu analisis studi geografi dalam bidang geologis.
Inderaja bermanfaat untuk ....
a. pengamatan erosi
b. pengamatan daerah banjir
c. pengamatan letusan gunungapi
d. pengamatan sifat fisik air laut
e. pengamatan cuaca
II.
Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Sebutkan pengertian penginderaan jauh menurut Lillesand dan Kiefer!
2. Sebutkan tiga klasifikasi citra berdasarkan ketinggian peredaran wahana,
tempat pemantauan, atau pemotretan dari angkasa!
3. Sebutkan perbedaan sensor dalam penginderaan jauh berdasarkan proses
perekamannya!
4. Apa yang dimaksud dengan citra foto (photographyc image) atau foto
udara dan citra non foto (non-photograpyc image)?
5. Jelaskan perbedaan antara citra inframerah thermal dengan citra radar
dan citra gelombang mikro!
6. Sebutkan enam faktor yang memengaruhi rona pada foto udara!
7. Sebutkan ciri-ciri unsur spasial dalam interpretasi foto udara!
8. Jelaskan tahap-tahap interpretasi foto udara!
9. Mengapa dalam menginterpretasi peta pengenalan objek merupakan bagian
yang sangat penting?
10. Sebutkan pengertian interpretasi peta menurut Sutanto!
Setelah mempelajari bab ini, adakah materi yang belum kamu pahami? Jika ada,
maka materi apakah yang betul-betul belum kamu pahami tersebut? Coba dipelajari
kembali, sehingga proses belajarmu tuntas. Apabila masih menemui kesulitan
mengenai materi tersebut, diskusikanlah bersama teman-temanmu atau tanyakan
kepada guru.
Jika sudah betul-betul kamu pahami, silahkan untuk melanjutkan pada pembelajaran
bab selanjutnya!
R
efleksi